Tentang Jangka Mataram



Penyiapan portal Jangka Mataram untuk Minggu malam Senin Kliwon 16 Agustus 2020

Tentang Jangka Mataram
Jangka Mataram merupakan nama portal sumber belajar kebudayaan dengan sudut pandang Mataram Raya tentang dan mengenai keprihatinan dewasa ini.
“Jangka” adalah lema kata benda bahasa Jawa yang bermakna “alat untuk meracik atau merajang daun tembakau,” “idam-idaman; cita-cita; maksud;” “nasib; kejadian yang digariskan,” “ramalan.” Sedangkan “njangka” adalah lema kata kerja bahasa Jawa yang bermakna “membuat lingkaran dengan jangka,” “mencita-citakan,” “kejadian yang digariskan,” “diramalkan; digariskan,” “melangkah; menjangkah; menjangkau; mencapai cita-cita dsb” (Sri Nardiati dkk., 1993).
Jangka Mataram dinisbahkan sebagai komunitas sumber belajar kebudayaan yang mengikhtiarkan cita-cita Mataram Raya dalam konteks global, yakni:
  1. Nuswantara/Indonesia adalah satu-satunya negeri yang memiliki jangka tertua, yakni semenjak Jayabaya di Kedhiri (sekitar 1150-an).
  2. Jangka Mataram bertujuan untuk “Amemayu Ayuning Bawana” yakni ikut serta membangun dan memakmurkan seluruh peradaban dunia; bukan untuk kejayaan eksklusif bangsa Indonesia.
  3. Azas “sedulur papat, kalima pancer” membimbing bangsa Indonesia untuk bersaudara dengan seluruh bangsa-bangsa di dunia, sehingga menjauhi/menghindari permusuhan dengan pihak/bangsa manapun.
  4. Azas “Tata, titi, tentrem, kertaraharja” diperuntukkan untuk seluruh peradaban dunia; bukan untuk kejayaan eksklusif bangsa Indonesia.
  5. Azas “Amamayu ayuning Bawana” memproduksi aktus-aktus global orang Indonesia untuk menjadi “janget pinatelon” yakni aktus “amamayu” (memperindah, mempercantik, menyempurnakan) di segala aspek kehidupan manusia, sehingga menjadi amamayu:
  • ayuning Weltanschauung;
  • ayuning agama Islam;
  • ayuning politik;
  • ayuning ekonomi;
  • ayuning pranata sosial;
  • ayuning kebudayaan;
  • ayuning ketahanan kemanusiaan;
  • ayuning sains;
  • ayuning teknologi;
  • ayuning falsafah/filsafat.


Komentar